Foto : Ilustrasi
Kolaka, Sultra
Ekspress
Seorang
oknum anggota TNI dari Kodim 1412 Kolaka yang bertugas sebagai Babinsa
Kecamatan Watubangga, Kopda Mashuri Manter, dikabarkan tewas setelah bertarung
dengan Jusman (42) warga Desa Mataosu Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka,
Sabtu (12/4). Kopda Mashuri ditebas dengan menggunakan parang oleh Jusman pada
bagian kepala dan tubuhnya hingga kehabisan darah dan tewas ditempat.
Selain oknum anggota TNI tersebut, seorang warga lainnya,
Hare, juga ikut ditebas lengan dan kepalanya. Hingga kondisinya kritis dan
dilarikan ke RS Benyamin Guluh Kolaka. Setelah kedua korbannya tewas, Jusman
juga akhirnya dinyatakan tewas. Belum jelas penyebab kematiannya, sejumlah
spekulasi dan kabar yang menyebar di kalangan masyarakat menyebutkan bahwa
Jusman tewas tertembak.Polres Kolaka membenarkan adanya pembunuhan yang terjadi pada Jumat (11/4), sekitar pukul 15.00 Wita tersebut. Namun pihak kepolisian belum mau menyebutkan motif dibalik pembunuhan tragis itu. Bahkan penyebab kematian pelaku utama, Jusman, juga belum diungkap oleh polisi. Polisi hanya menyebutkan, Jusman adalah pelaku sekaligus korban.
Akibat peristiwa tersebut, puluhan anggota polisi dari Polres Kolaka, ditambah Brimob Polda Sultra dan anggota TNI dari Kodim 1412 Kolaka, turun ke TKP untuk mengamankan orang-orang yang diduga tersangka itu. Serta melakukan olah TKP.
Jasad Kopda Mashuri ditemukan di persawahan, sedangkan Hare ditemukan bersimbah darah dengan luka di tubuh, di kebun yang tidak jauh dari jasad Mashuri. Sementara jasad Jusman juga ditemukan tidak jauh dari jasad kedua korbannya.
"Kami masih olah TKP dan melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus ini. Dan saat ini polisi telah mengamankan delapan orang. Mereka ini berada di TKP pada saat kejadian dan berteman dengan Jusman. Kami belum menetapkan sebagai tersangka atau hanya saksi," ungkap Kabag Humas Polres Kolaka, AKP Nazaruddin, Sabtu (12/4), di Mapolres Kolaka.
Jenazah Kopda Mashuri dan Jusman saat ini telah dimakamkan di kampung halaman masing-masing, Sabtu (12/4), yakni di Kecamatan Toari dan Watubangga. Sementara Hare kondisinya masih kritis dan kini dirawat di rumah sakit.
"Untuk keterangan lebih lengkapnya, nanti kita tunggu penjelasan dari Kapolres sendiri dan Dandim Kolaka. Mereka sedang ke TKP untuk ikut olah TKP dan menghadiri pemakaman. Yang jelas kasus ini tidak ada hubungannya dengan Pemilu," tandas Nazaruddin di ruang Humas Polres Kolaka.(Sofyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar